PUISI KOTA DIGITAL: KETIKA AKU MENEMUKAN FOMOTOTO

Puisi Kota Digital: Ketika Aku Menemukan Fomototo

Puisi Kota Digital: Ketika Aku Menemukan Fomototo

Blog Article

Di kota ini,
semua orang berlari,
bukan karena tahu ke mana,
tapi takut tertinggal.

Aku duduk,
membuka ponsel yang sudah panas,
karena terlalu sering digenggam harapan.

"Kerja keras dulu, liburan nanti,"
kata iklan.

"Upgrade diri, jangan kalah saing,"
teriak seminar daring.

Tapi aku lelah.
Bukan malas,
hanya bingung…
kenapa dunia terasa seperti lomba yang tidak kuikuti sejak awal?


Lalu,
di antara semua tab terbuka —
rekening, e-wallet, HRIS kantor, akun pendidikan daring, dan diskon flash sale —
kutemukan satu tautan:
fomototo.


Bukan toko.
Bukan kelas.
Bukan game.

Hanya ruang.
Hening.
Putih.
Dan satu kalimat:

"Tenang juga bisa jadi tujuan."


Aku menatapnya lama.
Bukan karena tak paham,
tapi karena sudah lama tidak diberi izin untuk tidak melakukan apa-apa.

Di fomototo,
aku tidak perlu login dengan CV.
Tidak perlu menjawab,
“Di mana dirimu 5 tahun lagi?”


Dan untuk pertama kalinya,
aku rebahan bukan untuk lari,
tapi untuk kembali.


Penutup

Fomototo mungkin bukan tempat semua orang.
Tapi ia adalah ruang yang ditulis dengan niat sederhana:
memberi jeda.

Di dunia yang sibuk membuktikan segalanya,
mungkin tempat seperti Fomototo adalah hal yang kita lupa sedang kita cari.

Report this page